PENTING!!! INILAH HAL YG HARUS ANDA KETAHUI TENTANG ANEMIA


Anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah yang mengandung hemoglobin untuk menyebarkan oksigen ke seluruh organ tubuh. kondisi tersebut membuat penderita biasanya akan merasa letih dan lelah, sehingga tidak dapat melakukan aktivitas secara normal.
Anemia dapat terjadi dalam jangka waktu pendek maupun panjang, dengan tingkat keparahan ringan sampai berat. Pengobatan anemia bisa bervariasi tergantung pada penyebabnya. Anemia dapat diobati dengan mengonsumsi suplemen secara rutin atau menjalani prosedur pengobatan khusus.

Berikut ini gejala anemia yg harus anda ketahui:


  • Badan terasa lemas dan cepat lelah.
  • Kulit terlihat pucat atau kekuningan.
  • Detak jantung tidak beraturan.
  • Napas pendek.
  • Pusing dan berkunang-kunang.
  • Nyeri dada.
  • Tangan dan kaki terasa dingin.
  • Sakit kepala.
  • Sulit Berkonsentrasi.
  • Insomnia.
  • Kaki kram.
Pada awalnya, gejala anemia sering kali tidak disadari oleh penderita. Gejala anemia akan semakin terasa apabila kondisi yang diderita semakin memburuk. Konsultasi pada dokter sebaiknya dilakukan jika seseorang kerap merasakan lelah tanpa sebab.

Penyebab Anemia

Anemia terjadi pada saat tubuh kekurangan sel darah merah sehat yang mengandung hemoglobin. Terdapat sekitar 400 kondisi yang dapat menyebabkan anemia pada seseorang dan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
  • Tubuh tidak cukup memproduksi sel darah merah.
  • Terjadi perdarahan yang menyebabkan tubuh kehilangan darah lebih cepat dibanding kemampuan tubuh untuk memproduksi darah.
  • Kelainan pada reaksi tubuh dengan menghancurkan sel darah merah yang sehat.
Berikut ini adalah uraian singkat mengenai jenis-jenis anemia berdasarkan penyebabnya, di antaranya:.

Anemia akibat kekurangan zat besi.
Anemia jenis ini merupakan yang paling umum terjadi. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia dikarenakan sumsum tulang membutuhkan zat besi untuk membuat sel darah. Anemia dapat terjadi pada wanita hamil yang tidak mengonsumsi suplemen penambah zat besi. Anemia juga dapat terjadi pada perdarahan menstruasi yang banyak, tukak organ (luka), kanker, dan penggunaan obat pereda nyeri seperti aspirin.

Gejala-gejala yang umumnya dialami penderita anemia kekurangan zat besi adalah:
  • Memiliki nafsu makan terhadap benda-benda aneh seperti kertas, cat atau es (kondisi ini dinamakan pica).
  • Mulut terasa kering dan pecah-pecah di bagian sudutnya.
  • Kuku yang melengkung ke atas (koilonychia).
Anemia akibat kekurangan vitamin. Selain membutuhkan zat besi, tubuh juga membutuhkan vitamin B12 dan asam folat untuk membuat sel darah merah. Kekurangan dua unsur nutrisi tersebut dapat menyebabkan tubuh tidak dapat memproduksi sel darah merah sehat sehingga terjadi anemia. Pada beberapa kasus, terdapat penderita anemia akibat lambung tidak dapat menyerap vitamin B12 dari makanan. Kondisi tersebut dinamakan anemia pernisiosa. Gejala-gejala yang umumnya dialami oleh penderita anemia kekurangan vitamin B-12 dan asam folat adalah:
  • Geli dan rasa menggelenyar di bagian tangan dan kaki.
  • Kehilangan kepekaan pada indera peraba.
  • Sulit berjalan.
  • Mengalami kekakuan pada kaki dan tangan.
  • Mengalami demensia.
Anemia akibat penyakit kronis. Sejumlah penyakit dapat menyebabkan anemia karena terjadinya gangguan pada proses pembentukan dan penghancuran sel darah merah. Contoh-contoh penyakit tersebut adalah HIV/AIDS, kanker, rheumatoid arthritispenyakit ginjal, penyakit Crohn, dan penyakit peradangan kronis. Gejala-gejala yang dapat muncul pada kasus anemia akibat penyakit kronis di antaranya adalah:
  • Warna mata dan kulit menjadi kekuningan.
  • Warna urine yang berubah menjadi merah atau cokelat.
  • Borok pada kaki.
  • Gejala batu empedu.
  • Keterlambatan perkembangan pada anak-anak.
Anemia aplastik. Anemia aplastik merupakan kondisi yang langka terjadi namun berbahaya bagi hidup penderita. Pada anemia aplastik, tubuh tidak mampu memproduksi sel darah merah dengan optimal. Anemia aplastik dapat disebabkan oleh infeksi, efek samping obat, penyakit autoimun, atau paparan zat kimia beracun.

Anemia akibat penyakit sumsum tulang. Beberapa penyakit seperti leukemia atau mielofibriosis dapat mengganggu produksi sel darah merah di sumsum tulang dan menimbulkan anemia. Gejala yang ditimbulkan dapat bervariasi, dari ringan hingga berbahaya.

Anemia hemolitik. Anemia hemolitik terjadi pada saat sel darah merah dihancurkan oleh tubuh lebih cepat dibanding waktu produksinya. Beberapa penyakit dapat mengganggu proses dan kecepatan penghancuran sel darah merah. Anemia hemolitik dapat diturunkan secara genetik atau bisa juga didapat setelah lahir.

Anemia sel sabit (sickle cell anemia). Anemia ini bersifat genetis dan disebabkan oleh bentuk hemoglobin yang tidak normal sehingga menyebabkan sel darah merah berbentuk seperti bulan sabit, bukan bulat bikonkaf seperti sel darah merah Sel darah merah berbentuk sabit memiliki waktu hidup lebih pendek dibanding sel darah merah normal. Gejala yang dialami oleh penderita anemia sel sabit adalah:
  • Kelelahan.
  • Mudah terkena infeksi.
  • Nyeri tajam pada bagian sendi, perut, dan anggota gerak.
  • Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak.
Anemia jenis lain, yang disebabkan oleh thalassemia atau penyakit malaria.

Beberapa fakor yang dapat meningkatkan risiko munculnya anemia pada diri seseorang adalah:


  • Kekurangan vitamin dan zat besi. Membiasakan diri mengonsumsi makanan yang rendah vitamin B12, asam folat, dan zat besi dapat meningkatkan risiko anemia.
  • Gangguan pencernaan pada usus. Beberapa penyakit seperti penyakit Crohn dan penyakit celiac dapat menyebabkan gangguan penyerapan nutrisi di usus sehingga meningkatkan risiko anemia.
  • Menstruasi. Umumnya wanita yang masih mengalami menstruasi memiliki risiko terkena anemia lebih besar dibandingkan dengan wanita yang sudah menopause atau pria. ini disebabkan oleh kehilangan darah pada saat terjadinya menstruasi.
  • Mengandung. Ibu hamil yang tidak mengonsumsi suplemen asam folat dalam jumlah cukup memiliki risiko anemia yang lebih tinggi.
  • Penyakit kronis. Jika seseorang menderita kanker, gagal ginjal, atau penyakit kronis lainnya, maka risiko anemia akan meningkat akibat kekurangan sel darah merah. Luka pada organ dalam yang diiringi perdarahan juga dapat menyebabkan tubuh kekurangan zat besi sehingga meningkatkan risiko anemia akibat kekurangan zat besi.
  • Riwayat anemia di keluarga. orang yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat anemia, memiliki risiko tinggi untuk mengalami kondisi yang sama. Umumnya anemia yang diwariskan adalah jenis sel sabit (sickle cell anemia).
  • Usia. Penambahan usia akan meningkatkan risiko seseorang terkena anemia. Anemia karena kekurangan vitamin B12 dan asam folat lebih umum terjadi pada lansia di atas 75 tahun.
  • Faktor lain seperti infeksi, kelainan darah, penyakit autoimun, kecanduan alkohol, terkena zat kimia beracun, dan efek samping dari obat dapat meningkatkan risiko anemia pada seseorang.

Komplikasi Anemia 

Jika tidak ditangani, anemia berisiko menyebabkan beberapa komplikasi berikut ini:

  • Kelelahan berat. 
  • Rentan terkena infeksi. 
  • Komplikasi dan gangguan kehamilan. 
  • Gangguan jantung. Anemia dapat menyebabkan detak jantung menjadi tidak beraturan (aritmia) akibat harus memompa darah lebih keras untuk mengompensasi kekurangan oksigen dalam darah. Kondisi tersebut dapat menyebabkan pembesaran jantung atau gagal jantung.
  • Kematian. Beberapa anemia yang bersifat bawaan, seperti anemia sel sabit, bisa menjadi serius dan mengancam hidup penderitanya. Kehilangan darah dengan tanpa penanganan yang baik dapat menyebabkan anemia berat dan kematian.

Pengobatan Anemia

Pengobatan anemia berbeda-beda tergantung jenis anemia yang diderita. Prinsip pengobatan anemia adalah menemukan penyebab utama anemia. Pengobatan terhadap anemia sebaiknya tidak dilakukan hingga diketahui penyebab utamanya. Hal ini dikarenakan pengobatan untuk satu jenis anemia bisa berbahaya untuk anemia jenis lain. Beberapa contoh pengobatan anemia berdasarkan jenisnya antara lain:
  • Anemia akibat kekurangan zat besi. Anemia jenis ini dapat diatasi dengan mengonsumsi suplemen penambah zat besi, serta memperbanyak konsumsi makanan yang kaya zat besi. Selain itu, pasien juga dapat diberikan vitamin C untuk meningkatkan penyerapan zat besi. Perlu diperhatikan bahwa suplemen yang mengandung kalsium dapat menghambat penyerapan zat besi.
  • Anemia akibat kekurangan vitamin. Anemia jenis ini dapat diobati dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan asam folat dan vitamin B12, serta mengonsumsi suplemen yang mengandung keduanya.
  • Anemia akibat penyakit kronis. Tidak ada pengobatan yang spesifik pada jenis ini karena tergantung pada penyakit yang mendasari terjadinya anemia. Jika anemia bertambah parah, dokter dapat memberikan transfusi darah atau injeksi eritropoietin, yaitu suatu hormon peningkat produksi darah dan penghilang rasa lelah.
  • Anemia akibat perdarahan. Jika seseorang mengalami perdarahan dan kehilangan darah dalam jumlah banyak, pengobatan utama yang harus dilakukan adalah mencari dan mengobati sumber perdarahan. Setelah sumber perdarahan diatasi, pasien dapat diberikan transfusi darah, oksigen, dan suplemen penambah darah yang mengandung zat besi dan vitamin.
  • Anemia Aplastik. Pengobatan anemia aplastik dapat diawali dengan transfusi darah untuk meningkatkan jumlah sel darah merah. 
  • Anemia akibat penyakit sumsum tulang. Pengobatan anemia jenis ini dapat bervariasi sesuai dengan penyakit yang diderita pasien. Pengobatan dapat melibatkan kemoterapi dan pencangkokan sumsum tulang.
  • Anemia Hemolitik. Penanganan anemia hemolitik dapat dilakukan dengan beberapa cara tergantung faktor penyebabnya. Penanganan bisa dengan menghindari obat-obatan yang memiliki efek samping hemolisis, dengan mencari dan mengobati infeksi yg menjadi penyebab hemolitik, atau dengan imunosupresan untuk menekan sistem imun yang diduga merusak sel darah.
  • Anemia sel sabit (sickle cell anemia). Pengobatan utama anemia sel sabit adalah dengan mengganti sel darah merah yang hancur melalui transfusi darah, suplemen asam folat, dan antibiotik. Pengobatan lainnya adalah dengan mengonsumsi obat penghilang rasa sakit serta menambahkan cairan melalui oral maupun intravena untuk mengurangi nyeri dan menghindari komplikasi. Pencangkokan sumsum tulang dapat digunakan untuk mengobati anemia sel sabit pada kondisi tertentu. Obat untuk kanker hidroksiurea dapat juga digunakan untuk mengobati anemia sel sabit.
  • Thalassemia. Thalassemia dapat diobati melalui transfusi darah, konsumsi suplemen asam folat, splenektomi untuk mengambil limpa, serta pencangkokan sel punca darah dan sumsum tulang.
Jika terdapat kekhawatiran bahwa makanan yang dikonsumsi tidak mengandung cukup vitamin, disarankan untuk mengonsumsi multivitamin. Bagi vegetarian, hendaknya berkonsultasi kepada ahli gizi untuk mengatur pola makan agar kebutuhan zat besi bagi tubuh tetap tercukupi dengan baik.

terima kasih.

Comments